BID'AH-BID'AH TERHADAP AL-QUR'AN

**
Berkumpul untuk Membaca Al-Qur'an Bersama-sama

**
Khataman Al-Qur'an

**
Mengambil Upah Atas Bacaan Al-Qur'an

**
Bacaan Al-Qur'an Atas Orang yang Telah Meninggal

**
Bacaan Al-Qur'an di Atas Kuburan

**
Bacaan Al-Qur'an untuk Pengobatan

**
Mengalungkan Ayat-ayat Al-Qur'an di Leher Dengan Tujuan Sebagai Tolak Bala

**
Ucapan "Shadaqallahul Adzhim" (Maha benar Allah Yang Maha Agung, Mencium Mushhaf dan Permasalahan Lainnya



Kutipan Daftar Isi dari sebuah Buku Abu Anas Ali bin Husain Abu Luz berjudul Bid'ah-bid'ah terhadap Al-Qur'an
Dari fatwa-fatwa :
- Syaikh Abdul Aziz bin Baz
- Syaikh Abdullah bin Jibrin
- Syaikh Shalih Al-Fauzan
- Al-Lajnah Ad-Da'imah


Penerbit : YAYASAN AL-SOFWA, JAKARTA

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualaikum...

mmmm...

ini dia masalah yang selama ini masih jadi tanda tanya besar bagi saya...

terutama masalah bacaan "Shadaqallahhul Adzim"

Saya pernah dengar kalo bacaan itu tidak dicontohkan,, tapi diperbolehkan...

Bisa kasih pencerahan untuk saya???
Terima kasih...

Zeri13nf mengatakan...

Mengucapkan "Shadaqallahul azhim" (Maha benar Allah Yang Maha Agung) seusai setiap membaca Al-Qur'an merupakan perbuatan bid'ah, karena perbuatan tersebut tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Shalalallahu 'Alaihi Wasalam maupun para Al-Khulafa'ur Rasyidun atau para Shahabat(). Juga tidak pernah dilakukan oleh para imam-imam salaf padahal mereka sangat sering membaca Al-Qur'an, sangat memperhatikannya dan mengerti tentangnya. Dengan demikian ucapan tersebut dan pengharusan bacaannya setiap kali usai membaca Al-Qur'an adalah perbutan bid'ah yang diada-adakan.

Telah diriwayatkan dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasalam bahwa sanya beliau bersabda. "Barang siapa mengada-ada dalam perkara kami ini (perkara agama) yang tidak berasal darinya, maka dia akan tertolak." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Adapun apabila ucapan tersebut dilafazhkan seseorang sesekali saat mendengar suatu ayat atau memikirkannya kemudian ia mendapatkan suatu pengaruh nyata dalam dirinya, maka tidak mengapa baginya untuk mengucapkan "Maha Benar Allah yang Maha Agung, telah terjadi begini dan begitu".

Maka bolehlah mengucapkan ucapan Shadaqllah dalam beberapa peristiwa yang menunjang ucapan tersebut, seperti bila melihat sesuatu yang terjadi, yang sebelumnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah mengingatkannya.

Namun apabila kita menjadikan ucapan tersebut seakan-akan hukum bacaan, maka perbuatan itu tidak ada dasarnya dan mengharuskannya termasuk bid'ah.