RISALAH IMAN KEPADA ALLAH

Adapun makna iman kepada Allah adalah :
 Engkau meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Ilah yang berhak diibadahi
 Engkau memurnikan seluruh macam ibadah hanya kepada Allah
 Dan engkau menafikan ibadah itu dari selain Allah
 Engkau mencintai lagi loyal kepada orang yang bertauhid
 Serta engkau membenci lagi memusuhi para pelaku syirik

Pejelasannya adalah sebagai berikut :

1. Engkau Meyakini Bahwa Allah Adalah Satu-satunya Ilah Yang Berhak Diibadahi

Orang yang membolehkan tumbal, sesajen, permohonan kepada yang telah meninggal atau meyakini serta memegang sistem demokrasi, berarti dia meyakini ada Ilah lain bersama Allah, mereka tidak beriman kepada Allah.
Orang yang menyerukan penegakan hukum Thaghut atau menyerukan demokrasi, dia itu tidak beriman keapada Allah, begitu juga orang yang menyerukan hukum adat.
Orang yang bertauhid hanya meyakini satu sumber hukum, yaitu Allah swt, orang yang bertauhid hanya meyakini satu dzat yang berhak diibadati. Allah berfirman :

Katakanlah, “Dia Allah yang Maha Esa”. (Al-Ikhlas: 1)

Dia berfirman :


“Dan Allah berfirman : “Janganlah kalian mengangkat dua tuhan, Dia itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa”. (An-Nahl : 51)

Sedangkan tuhan-tuhan para ‘ubadul qubur adalah banyak, yaitu orang-orang yang sudah mati yang mereka ajukan permohonan (permintaan) kepada mereka.
Dan adapun tuhan-tuhan para pengusung demokrasi adalah banyak pula, ada tuhan dari Parta A, Parta B, C, D dan seterusnya. Para pembuat hukum itu adalah tuhan-tuhan mereka.




2. Engkau Memurnikan Seluruh Macam Ibadah Hanya Kepada Allah

Allah swt bukan memerintahkan ibadah kepada-Nya, akan tetapi Dia memerintahkan supaya orang beribadah hanya kepada-Nya dan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya dalam ibadah itu. Dia swt berfirman :


“Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya mereka beribadah kepada Allah seraya memurnikan seluruh Dien (ketundukan) hanya kepada-Nya. (Al-Bayyinah : 5)

Juga firman-Nya :


“Dan siapa yang menyerahkan wajahnya sepenuhnya kepada Allah sedang dia itu Muhsin (mengikuti tuntunan rasul), maka dia itu telah berpegang kepada buhul tali yang sangat kokoh (Tauhid/Islam). (Luqman : 22)

Menyerahkan wajah sepenuhnya kepada Allah adalah dengan cara beribadah hanya kepada Allah. Firman-Nya :


“Ya siapa orangnya yang menyerahkan wajahnya sepenuhnya kepada Allah sedang dia itu Muhdin, maka bagi dia pahalanya di sisi Tuhannya, tidak ada rasa takut atas mereka dan mereka itu tidaklah bersedih. (Al-Baqarah : 112)

Syaikh Abdullathif ibnu Abdirrahaman rh, berkata :
“Ayat ini adalah bantahan terhadap ‘ubadul qubur, yang menyeru selain Allah dan beristighatsah kepada selain-Nya, karena menyerahkan wajah serta Ihsan dalam beramal itu tiak ada pada diri mereka”. (Minhaj At-Ta’sis)

Ubadul qubur adalah orang orang yang mengaku Islam, shalat, zakat, shaum, haji dan seterusnya, tapi masih suka meminta kepada orang-orang yang sudah mati, terutama orang shalih atau wali. ‘ubadul qubur adalah kaum musyrikin.

Syaikh ALi Khudlair di awal kitab Ath-Thabaqat menyebutkan bahwa diantara golongan yang termasuk ‘ubadul qubur adalah: para penguasa Thaghut, para budaknya (aparat keamanan), pengusung undang-undang buatan, kaum demokrat dan yang lainnya




Rasulullah saw bersabda :


“Hak Allah atas hamba-hamba (Nya) adalah mereka beribadah kepada-Nya dan mereka tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya” (Hadits Shahih dari Mu’adz)

Orang yang berbuat syirik, berarti dia telah melanggar hak Allah, jelasnya bahwa orang yang mengaku beriman pada rukun iman, rukun Islam dan dia beribadah kepada Allah, akan tetapi disamping itu dia membuat tumbal, sesajen, memohon kepada penghuni kubur atau ikut serta dalam sistem demokrasi, maka dia itu dianggap tidak beriman kepada Allah (dia bukan Muslim). Syaikh Abdurrahman ibnu Hasan rh berkata :



“Para ulama telah berijma, baik salaf maupun khalaf, dari kalangan sahabat, tabi’in, para imam dan seluruh ahlusunnah bahwa seseorang tidak dianggap Muslim, kecuali dengan cara (dia) mengosongkan diri dari syirik akbar, berlepas diri darinya dan dari pelakunya, membenci mereka, memusuhi mereka sesusai kekuatan dan kemampuan serta memurnikan amalan seluruhnya bagi Allah”. (Ad-Durar 11/545)

Perkataan seseorang: “Saya beriman kepada Allah dan saya bukan Musyrik”, tidaklah bermanfaat bila ternyata realita syirik ada padanya, oleh sebab itu Al-Hasan Al-Bashri rh berkata :


“Iman itu bukan angan-angan dan bukan dengan hiasan, akan tetapi ia adalah apa yang terpatri di dalam hati dan dibenarkan dengan amalan”.

3. Menafikan Ibadah Itu Dari Selain Allah

Orang yang beriman kepada Allah tidak mungkin memalingkan satu macam ibadah pun kepada selain Allah, karena orang yang memalingkan satu saja ibadah kepada selain Allah, berarti telah meninggalkan Islam., oleh kerana itu Allah memrintahkan Nabi-Nya untuk mengatakan kepada orang-orang kafir :

“Aku tidak beribadah kepada apa yang kalian ibadati”.
(Al-Kafirun : 2)




4. Engkau Mencintai Dan Loyal (Wala) Kepada Orang Yang Bertauhid

Orang yang beriman kepada Allah pasti mencintai dan loyal kepada yang bertauhid, karena memiliki ikatan persudaraan di atas Dien ini, Allah swt berfirman :

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersuadara.
(Al-Hujurat : 71)

Dia juga berfirman :


Orang mukmin laki-laki dan mukmin perempuan, sebagiannya adalah penolong bagi sebagian yang lain. (At-Taubah: 71)

Oleh sebab itu tidak mungkin orang Mukmin mendukung orang-orang kafir dalam rangka menghancurkan kaum muslimin, karena bertentangan dengan Wala (loyalitas) terhadap kaum muslimin.

5. Engkau Membenci Pelaku-pelaku Syirik dan Memusuhi Mereka

Tidak ada komentar: